Work Text:
"Terus? Emang mau lo apain tuh cincin?"
Ucap Jody.
Ben, Beni Soesilo pun termenung. Menatap sahabatnya dengan penuh harap dan banyak arti.
"Gua mau cincin itu tersemat di jari lo, jari yang gua impikan dari lama untuk gua pegang dengan penuh rasa."
Ben tetap menatap Jody dengan penuh arti, berharap ia bisa mengatakan hal itu kepada sahabatnya. Sahabat yang telah singgah di hatinya sejak mereka kecil.
Namun kenyataan sangat pahit, ia tau dan sadar mereka sekedar sahabat. Jody menatap lekat kepadanya dengan rasa penasaran dan terlihat gugup.
Ben, hanya bisa menatap penuh rasa yang tertutup oleh rasa jahilnya. Sebuah rutinitas yang biasa ia lakukan untuk menutupi perasaannya.
Menyadarkan dirinya bahwa mereka tak bisa menjadi sesuatu yang lebih.
