Chapter Text
This is only an Introduction!
Hello aku Aditya
2002Line
In hype for troublemaker alias sedang mabok troublemaker
I like doing contents for my ships, they're really good but not enough peoples who like it.
Segitu saja
Have a fun day and stay shipping!
Chapter 2: Date ing Pt.1 — [AlanBoby]
Summary:
Setelah Boby mengajak Alan untuk jalan-jalan di Hari Sabtu, Alan seakan terus dihantui oleh bubble text whatsapp yang bisa membuatnya meraungkan kasih sayang sambil memeluk guling nya membayangkan itu adalah lelaki pendek dengan jaket ungunya.
Notes:
Ini adalah lanjutan dari chat setelah Boby ngajak Alan jalan-jalan 👍🏻
WARNING! Sangat Mengandung BL, dan OOC tentunya. Kesadaran pembaca sangat dibutuhkan.
Chapter Text
Seorang lelaki sedang menggerakan mouse komputernya. Dari bagaimana tampang dia, sepertinya sudah menatap komputer itu lebih dari 3 jam untuk suatu hal.
Semua itu dia lakukan untuk lelaki dari kelas lain. Iya, lelaki manis dengan senyum gemasnya.
Dia sedang mencari tips untuk berpakaian kencan. Rasanya Alan menyadari bahwa style berpakaian nya sangat buruk sampai dia harus mencari ke website putih penyelamat kita semua.
"Kek gini... eh jangan dah, terlalu formal."
"Gini...? Boleh sih, tapi gw gak punya baju kek gitu."
Alan terus menjelajahi internet hanya untuk satu ide yang akan terkunci untuk hari Sabtu namun sampai sekarang tak ada satu pun yang membuat nya yakin.
"SIAALAAAN ANJING, BANGSAT!! INTERNET GAK GUNA, GUE CAPEK ANJING ANJI--"
Jangan ditiru, dia ditaburi biji wijen.
Alan langsung merebahkan dirinya ke kasur yang sudah menjadi kepemilikan nya dari kecil. Ruangan yang kosong itu terus menemaninya dengan pikiran nya yang ruwet.
Orang tua Alan sendiri sering sekali keluar, entah alasan nya apa, Alan tak begitu peduli. Yang penting dia bisa selalu mendapatkan uang keperluan tiap minggunya.
"Capek bangett anjingg!! nyari ke mbah gugel yang ada makin ruwet bangsaattt!!"
"... dahlah, pake yang ada ae."
Alan segera memposisikan dirinya untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 23.45 alias sudah hampir jam 12. Besok hari Jumat, alias masih ada satu hari sebelum hari Sabtu.
...
West Jayakarta, 28 April 2023
SMK Cipta Wiyata
"Pagi, lan."
"Met pagi, kak Alan!"
"Selamat pagi, bang!"
.
"Ohayou, Alan-kun!"
"Pagi."
Baginya, ucapan selamat pagi dari orang-orang adalah semacam suara dengungan yang tak perlu dia dengarkan. Dari kelas 10, dia sudah membangun image tak tergoyahkan akan apapun.
"Pagi, baangg!!"
Kecuali untuk laki-laki pendek dihadapannya sekarang.
"Pagi, bob."
Boby membalasnya dengan senyuman lebar yang sebenernya membuat Alan ikut tersenyum hanya saja tertutupi topeng.
Tepat saat itu, muncul muka masam di sebelah Boby yang Alan sendiri malas sekali buat liat.
"..." Budi menatap Alan dengan raut muka menyebalkan membuat Alan ingin segera menonjoknya di tempat, tapi ditahan karena ada Boby disana.
Alan memelankan jalannya agar dia dapat melihat Boby lebih lama, hanya saja tatapan tajam Budi membuat Alan mau gak mau harus segera pergi.
Dari jauh Alan bisa mendengar percakapan singkat Budi dengan Boby.
"Bud, jangan gitu dong sama bang Alan. Kasian dia."
"Ckk... kontol."
Alan tersenyum dibalik topeng kesayangan nya itu. Calon pacarnya rasanya memang terlalu baik atau bego saja? Entahlah, Alan sendiri tak ada masalah.
Tak jauh dari Kelas Animasi, para kacung dia telah menyambut dia dengan sukacita mengingat pertarungan 3 hari lalu dia menang melawan the Yellow Jackst.
Bukan Turnamen Raise Your Gang, hanya saja beberapa anggota mereka memang memiliki masalah dengan nya.
.
SKIP KE ISTIRAHAT
Alan bersama dua kacung nya pergi menuju kantin, tentu karena mereka lapar bukan mau judi.
"Bang, lu mau makan apa hari ini?"
"Sebagai perayaan kemenangan, gimana kalo bang Alan traktir kita bakso??"
"Ngadi lu pada, gw mana ada du..."
Jackpot, Alan menemukan Boby sedang sendirian di dekat tangga. Nampak kebingungan sembari memainkan hp nya.
"Lu pada duluan, gw ada urusan dulu."
"Loh? LOH?? BANG??"
Tanpa memedulikan mereka berdua, Alan berjalan mendekati Boby yang terlihat pusing dengan suatu hal.
"Hei, bob."
"Bang Alan-!?" Boby agak kaget dengan Alan yang seketika mengejutkan nya.
"Lu ngapain, bob?"
"Ngagetin aja lu... gapapa sih, ini si Budi katanya gak jadi sama gue. Katanya sih mau nemenin Sophia dulu ke uks."
"Lah, tumben amat si Budi deket Sophia lagi? Bukannya udah gak ada rasa?"
"Au tuh. Parah sih padahal dia janji mau makan bareng di kantin" Boby mengerucutkan bibirnya karena kekesalan nya pada Budi. Alan yang diam-diam gemas namun tetap sok cool dengan gentle memberikan penawaran.
"Sama gw aja bob, gw free nih sendirian."
"Be-beneran nih??"
"Iya, serius gw" ujar Alan sembari menggaruknya rambutnya tak gatal.
"Hayuk atuh kalo gitu!"
Boby memimpin jalan dengan Alan yang mengikuti dari belakang. Beberapa orang memperhatikan mereka tapi tak ada yang berani berkomentar akibat Alan yang mengeluarkan pancaran aura tak bikin nyaman.
Sesampai di kantin, mereka dikejutkan dengan panjangnya antrian disana. Mau tak mau, mereka harus memesan kepada Richard.
"Oi cad!"
"Yo! Kantin rame yah. Weh tumben ada lu juga, lan."
"Lu jualan apa aja selain mie?"
"Gw ada nasi uduk, nasi rames, soto, bakso, pokoknya banyak deh."
"Buset lu gimana cara bawa itu makanan??"
"Gak ada yang perlu tahu, yang penting lu mau pesen apa?"
"Hmm... bakso deh, lu mau pesen apa, bob?"
"Gu-gua mie goreng aja, bang."
"Jangan mie mulu, ntar usus buntu dah.
"Oh-- be-bener juga."
"Cad, Boby samain sama gw. Gw yang bayar"
"Serius nih?? Makasih bang!"
Boby kesenangan sampai-sampai dia memeluk Alan dengan erat. Alan tetap stay cool meski dia berteriak di dalam hatinya.
"Nih ges makanannya, selamat makan~"
Richard menatap mereka berdua dibalik kacamatanya dengan tatapan penuh arti. Meninggalkan mereka berdua yang sedang makan.
.
SKIP KE PULANG
Alan yang pribadi alami seorang introvert biasa pulang sendirian dibanding bersama para kacung nya. Saat sedang menyalakan motor, dia melihat Boby dan Budi yang sedang bercanda ria di parkiran sekolah.
Seketika moodnya menurun drastis, dia tak yakin apakah jalan dengan Boby besok akan menjadi hal yang bagus karena jujur saja Alan adalah orang yang sering cemburu.
Dia juga tak menyukai bagaimana Budi begitu dekatnya dengan Boby, padahal dia dan Boby sudah bertemu lebih awal dari Kelas 10 namun kehadiran Budi bukanlah kehadiran yang dia harapkan sama sekali.
Alan yang kesal memilih untuk melajukan motornya kencang berharap mereka berdua bisa diam dan Alan tak perlu melihat canda tawa mereka bersama.
"BANGSAT LU BUD!!" Teriaknya di jalanan membuat Ibu-ibu yang sedang bergosip terkejut bukan main.
.
.
Lanjut ke pt.2
Chapter 3: Date ing pt.2 — [AlanBoby]
Summary:
Hari H pun telah tiba. Alan dan Boby akan jalan-jalan bersama untuk pertama kalinya. Mengelilingi kota Jayakarta memadu kasih bersama.
Penantian yang Alan inginkan akhirnya segera tiba.
Notes:
Here's your second chap buat yang nungguin chap AlanBoby jalan berdua 🌹
Chapter Text
West Jayakarta, 29 April 2023, 08.25 AM
Kedan Coffee
"Boby lama juga..."
Seorang lelaki dengan rambutnya yang mirip dengan Protag Troublemaker sedang menatap hp nya dengan wajah kusutnya.
"Gue nya aja yang datang terlalu cepet sih. Goblok amat lu, Alan."
Alan yang sedang berdiri menyender di dinding cafe itu, memakai Jaket Hitam Sports dengan dalaman Kaus Putih dan Celana Ketat Hitam.
Topeng yang dia biasa pakai juga dia lepaskan, memperlihatkan bekas luka memanjang yang dia tak bangga untuk diperlihatkan di publik.
Beberapa orang yang berlalu lalang menatapnya cukup lama, Alan merasa sedikit malu namun akan sangat tak etis untuknya memakai topeng saat akan berjalan-jalan berdua dengan crush.
Berpuluh-puluh menit berlalu, pada tepat jam 09.55 terlihat seorang lelaki yang buru-buru memarkirkan motornya mendekati Alan dengan senyuman paniknya.
"Halo bangg!!"
Senyuman Alan secara natural tersimpul di mulut namun dia kembali stay on character mengingat Boby akan aneh dengan senyuman Alan yang terlihat tidak 'seperti' Alan.
"Hei, bob."
"M-maaf gua keknya telat yah..." nafas Boby tersengal-sengal sembari menahan dirinya dengan memegang pundak Alan.
"Tenang aja bob, gw aja baru dateng kok." Balasnya sambil tersenyum dikit.
Oh kebohongan besar, sungguh kuat nya kekuatan cinta.
"Yaudah, ayo masuk sinii" Boby menarik tangan Alan untuk masuk ke cafe.
Cafe itu masih belum familiar di mata Alan, dengan itu Boby membawanya ke tempat duduk yang biasa diduduki para memb Parakacuk.
"Duduk disini!" Mereka pun duduk bersebelahan. Alan tak bisa menahan senyuman nya.
Boby membuka buku menu sembari memperlihatkan nya pada Alan.
"Nih, bang. Mau makan apa? Bang Alan belum sarapan kan yah?"
Alan hanya menggeleng sembari terus menatap wajah Boby yang terlihat khawatir. Baginya, wajah itu sangat menggemaskan.
"Bang? Bang...?"
Alan terbangun dari diamnya, dan dia pun menatap buku menu itu kebingungan.
"Eehh... apa dah... i-ini aja dah." Alan menunjuk ke menu sandwich.
"Oke sip. Gua samain aja." Boby langsung memesan nya ke pegawai disana, Alan hanya menatap Boby sampai dia kembali ke tempat duduknya.
Sesampai Boby duduk, Alan langsung mengubah posisi duduk nya menghadap ke badan Boby. Suasana menjadi lebih awkward mengingat Alan dan Boby sendiri tak benar-benar akrab ke satu sama lain.
"Uhh... kok awkward yah bang, haha..."
"Haha... entahlah..."
Tanpa sadar, pipi mereka berdua memerah karena mereka terus-terusan menatap satu sama lain.
"... Ba-bang Alan hari ini kelihatan keren yah... hehe."
"Ma- makasih bob. Lu juga keliatan manis pake baju ituu."
("GOBLOK LU ALAN, NAPA LU NGOMONG SEMUDAH ITU ANJING BABI!!")
Tapi apakah Alan salah? Boby hari ini memakai jeans longgar dengan sweater ungu oversized yang membuat badannya lebih gembul.
"Haha-- ma-makasih bang. Ba-baju ini jarang gua pake sih."
"Nih yah mas-mas, minumannya." Seketika datang pelayan cafe memberikan mereka minuman berupa susu dan kopi.
("Perasaan gua gak pesen deh...")
"Makasih..." Boby mengambil susu sedangkan Alan mengambil kopi.
Mereka meminum nya secara bersamaan.
"...!! Bob, lu kehausan yah..." Alan dengan refleks membersihkan pipi Boby yang banyak bekas susu.
"!!!" Boby terkejut, merasa malu namun dia tak bisa menolak perlakuan manis alami dari seorang Alan.
"Belepotan amat, lu tuh beneran 18 tahun atau sebenernya masih anak kecil dah. Lu butuh perlindungan gw keknya."
Sungguh apa yang merasuki Alan, kata-katanya begitu menghanyutkan membuat pipi Boby semakin memerah.
"Bob? Bob? Lu gapapa?"
"Ah-- i-iya bang." Boby memilih menghadapkan kepala nya ke arah lain menghindari kontak dengan Alan.
Alan yang baru sadar apa yang dia lakukan pun langsung terdiam kaku layak nya robot. Tak bisa berkata-kata karena bagaimana dia harus membalas Boby setelah apa yang dia lakukan.
"Sorry bob, awkward lu kalo ama gw."
"Sa-santai aja bang. Gua asik-asik aja kok sama lu."
Akhirnya, pesanan makanan mereka pun tiba. Mereka pun segera memakan makanan dalam posisi tak berkata sepatah kata apapun.
Sstelah habis semuanya, mereka pun membayar nya makanan masing-masing dan keluar dari cafe.
"Nah, udah kenyang. Sekarang kita udah bisa jalan-jalan sepuasnya!!"
Mereka berdua pun ke motor masing-masing. Alan pun menaiki motornya dan menyalakan mesinnya, saat Alan sudah siap tapi Boby masih kesulitan membuat Alan.
"Bob, lu gapapa?"
"Keknya mesin nya gak idup deh, bang."
"Hah? Serius lu?"
"Iya...aduh..."
"Bukannya pas tadi pergi oke aja?"
"Kurang tahu tuh, tiba-tiba banget ini juga."
"Yaudah ayo bawa ke bengkel dulu tuh motor."
...
"Wahh, maaf mas. Ini sih banyak yang harus dibenerin. Paling sekitar 2 jam-an buat benerin mesin-mesin nya."
Setelah masalah motor selesai, Boby menghela nafas karena dia tak tahu harus naik apa sekarang.
"Ada-ada aja motor, napa harus rusak sekarang sih... gua naik apa yah..."
"Bob... mending lu sama gw aja. Gw bonceng lu."
Boby terkejut, namun iya juga. Mau gak mau dia harus dibonceng oleh Alan.
"Ya-yaudah deh bang. Mau gimana lagi..."
Boby pun naik ke motor Alan, motor Alan pun berjalan dengan tangan Alan yang bergetar.
Dengan ini, jalan-jalan mereka pun dimulai.
.
.
Now playing
Remaja - HiVi!
.
.
Langit biru memancarkan cahaya matahari yang menyinari tiap jalan yang mereka lewatkan
Hilir angin yang menerpa rambut mereka mengikuti arah mata angin bersamaan dengan kicauan berisik burung domestik yang berlalu lalang.
Air embun yang menetes satu persatu, bunga-bunga yang bermekaran menyebarkan wangi dijalanan tanpa nama yang jarang dilewati masyarakat.
Boby suka area ini, dia tak terbiasa dengan keheningan namun dia menyukai suasana nya yang bisa mengulang kembali otak nya dari stress.
Alan juga sangat menikmati momen-momen ini. Mereka pergi ke segala penjuru Jayakarta tanpa sekalipun turun dari motor.
Mereka benar-benar menikmati suasana berjalan-jalan dengan motor, Secara tak disadari Boby mengalungkan tangannya ke pinggang Alan dan memeluk nya dari belakang.
Jam semakin siang seiring mereka berjalan namun itu tak membuat mereka berhenti begitu saja. Tentu saja, cuaca semakin panas namun bukannya waktu yang pas untuk minum es?
"Duh panas beut hari ini" Boby memainkan sweater nya karena gerah.
"Iya dah..."
"Eh kalo gak salah, dideket sini ada yang jualan es doger legend. Kesana kuy."
"Boleh. Kasih tahu arah-arah kesananya."
Dengan arahan Boby, mereka pun sampai di tempat penjual es doger itu.
Mereka memesan 2 porsi dan menunggu pesanan mereka untuk datang.
Kali ini mereka duduk berseberangan. Boby memainkan hp nya sedangkan Alan menatap ke jalanan sembari kepala nya bersender ke tangannya.
Sedikit sedikit, Alan mencuri pandang ke Boby yang terlihat serius.
Saat-saat seperti ini membuat Alan memiliki sebuah ide untuk menanyakan sesuatu.
Pertanyaan... yang cukup berbahaya jika ditanyakan ke orang yang salah.
("Gw tanyain gak yah... takutnya Boby gak nyaman anjing gw juga takut buat nanyain...")
"Bob."
"Eh iya bang?"
("ASWWWW KENAPA LU NGOMONG ALAN KONTOLLLL")
("LAKIK LAN, LU HARUS NGOMONG KE DIA. LAKIK!")
"Lu... lagi suka sama orang?"
("ANJINGGGGG MALU COOKKKKKKKK")
"Wahhhh duhhh..." Boby ternganga dengan pertanyaan Alan yang diluar nalar itu.
Alan yang merasa bersalah langsung menghindar tatap kontak Boby.
Asli, sejak kapan Alan jadi pemalu seperti ini???
"Se-sebenernya bang... gua..."
Kakinya bergerak tak nyaman, tangan nya yang terus berkeluyuran dipaha seperti menahan sesuatu dan muka nya yang memperlihatkan sirat ingin berkata sesuatu.
"Gua... shh gapapa kan yah kalo ngomong gini, lu juga gak akan peduli kan yah haha.."
"Haha iya."
("GAK ANJING, GW PEDULI BANGET SAMA LU.")
"Gua... lagi suka cowok, bang."
"..."
"???"
Alan terkejut, namun dia terus menjaga agar wajah nya tak memperlihatkan keterkejutannya.
"Aneh yah bang? Gua dulu gak pernah kepikiran suka cowok. Gua itu penyuka cewek, gua mencoba buat pacaran tapi selalu gagal di setiap hubungan gua. Padahal gua udah mencoba sebaik mungkin tapi entah kenapa gua selalu aja berakhir ngenes kalo sama cewek..."
"..."
"Akhirnya gua pun memilih buat gak berharap dulu dan fokus sama sekolah dan Parakacuk, tapi... gua malah ada ketertarikan sama cowok."
"Lu... maksudnya lu punya crush cowok sekarang?"
"A-ada sih bang, tapi... gua gak yakin deh gua beneran suka atau nggak."
Boby terus memperhatikan Alan, anehnya matanya seperti berbicara sesuatu kepada Alan.
Alan denial, dia belum bisa untuk percaya apapun karena dia tak ingin mengalami sakit hati jika berkaitan dengan percintaan.
"Begitu yah... semoga lu beruntung, bob."
... tak ada balasan dari Boby. Dia diam saja membuat Alan sangat khawatir.
"Halo mas-mas sekalian, keknya asik banget yah ngobrolnya~ nih es dogernya, monggo dicobian~"
Es doger mereka pun sampai. Alan bertanya-tanya kenapa pesanan mereka memakan waktu lama sekali tapi yang penting es nya sudah datang.
Boby memakan nya dengan lahap sedangkan Alan masih terbayang dengan ucapan-ucapan Boby sebelum nya. Alan tidak akan bisa tidur nyenyak setelah ini.
Setelah selesai, mereka kembali mengitari Jayakarta dan diam sebentar di sebuah taman untuk melihat danau.
Asalnya, mereka berniat untuk menonton bioskop tapi karena mereka terlalu lelah mereka memilih untuk pulang.
Tepat jam 15.00, Alan mengantar Boby kembali ke bengkel untuk mengambil motornya yang sudah di perbaiki.
"Makasih bang. Jalan-jalan tadi seru parah. Kapan-kapan kita jalan-jalan lagi."
"Iya, bob. Gw juga seneng habis jalan-jalan sama lu."
"Yaudah deh bang, gw duluan yah. Keknya gw dah ditanyain sama ortu deh."
"Oke, bob. Hati-hati."
Akhirnya mereka pun berpisah di depan bengkel.

Chi (Guest) on Chapter 1 Sun 30 Apr 2023 03:23PM UTC
Comment Actions
Depik (Guest) on Chapter 1 Wed 24 May 2023 03:19PM UTC
Comment Actions
faliya yunifa (Guest) on Chapter 1 Wed 26 Nov 2025 08:42AM UTC
Comment Actions
UnworthyLIVING90 on Chapter 2 Mon 01 May 2023 03:43AM UTC
Comment Actions