Actions

Work Header

Rating:
Archive Warning:
Category:
Fandom:
Relationships:
Characters:
Additional Tags:
Language:
Bahasa Indonesia
Stats:
Published:
2025-08-19
Words:
307
Chapters:
1/1
Comments:
2
Kudos:
3
Hits:
66

the day we become ex-lovers, not eternal love

Summary:

Sungguh, dalam 31 tahun hidupnya, bercerai dengan Iwaizumi Hajime tak pernah ada dalam daftar hal-hal yang ingin Oikawa Tooru lakukan, sekalipun dunia akan hancur hari ini.

Notes:

Propaganda I am falling for: divorced!iwaoi (they would renew their vows several years later trust me)

(See the end of the work for more notes.)

Work Text:

Dalam 31 tahun hidupnya, tak pernah terbayangkan oleh Oikawa Tooru akan pulang ke negara yang menjadi tempat kelahirannya hanya untuk menghadiri sidang perceraiannya.

Dalam 31 tahun hidupnya, Tooru tak menyangka akan kehilangan Iwaizumi Hajime sebagai suami sekaligus sahabat dalam hidupnya.

Ia tak pernah merasa buruk lebih dari hari ini. Dengan sisa-sisa kekuatan yang masih melekat dalam tubuhnya, Tooru mengambil gawainya dan jemari itu perlahan menekan tombol panggil pada kontak terakhir yang ia hubungi.

Pada dial tone yang ketiga, yang ditelepon pun menjawabnya. “Halo Tooru,” sapanya di seberang sana. Suara yang sangat familiar di telinganya sejak ia berumur 13 tahun.

“Hajime,” suaranya terdengar sangat lirih. Bahkan ia sendiri pun akan menyetujui hal tersebut. Tooru tak pandai bermain sandiwara, memainkan peran seolah dia baik-baik saja di tengah kamar hotel yang terasa begitu dingin itu.

“Ya, Tooru?” ternyata Hajime lebih ulung dalam bersandiwara. Tooru tak pernah ingat laki-laki yang terobsesi dengan Godzilla itu pernah bergabung dengan klub teater sepanjang masa sekolahnya.

Ia menarik napas dalam-dalam, tenggorokannya sangat tercekat saat mengatakan kalimat yang sialnya tak pernah ia duga akan terucap dari mulutnya sendiri. “Aku beneran gak bisa sebut kamu sebagai suamiku lagi, ya?”

Ada jeda lama di seberang sana. Sebelum dengan lantang menjawab, “aku cukup yakin kamu juga dengar kalau gugatannya diterima, Tooru.”

Bersamaan dengan jawaban itu, air mata yang ditahannya luruh juga. Persetan dengan umur yang sudah kepala tiga, siapa sangka janji yang diucapkan dengan kebahagiaan di hadapan ratusan orang harus diakhiri di hadapan para majelis hakim?

Dalam sekejap, seluruh kenangan usia belasannya, hari-hari penuh harapan dalam ruang berbau salon pas itu berebutan untuk diingat. Janji-janji masa muda yang saling terucap di usia dua puluhan melalui masing-masing gawai seolah hanyut dan terbuang dalam waktu.

Sungguh, dalam 31 tahun hidupnya, bercerai dengan Iwaizumi Hajime tak pernah ada dalam daftar hal-hal yang ingin Oikawa Tooru lakukan, sekalipun dunia akan hancur hari ini.

Notes:

Hit me up on X @/revekeikeu :3