Work Text:
Ada jejak harap dalam kaki kita yang berderap, di mana kamu berjalan di depan sementara aku berturut bayang di belakang, oleh karena bilamana ada yang saksikan kita jalan bersanding akan mengundang bisik yang menjadi aib.
Walaupun mencintaimu adalah seumpama temukan kembali tulang rusuk yang sudah raib.
Dari koridor gereja kita keluar menuju selasar, melolos dari kungkung tembok yang bertuai mata pula telinga lalu ambil jalan ke kiri dan kita bersetapak di antara rimbun mawar dan ikrar yang ikut berdansa memestakan cinta kita.
then i see the rose
i see the glory in your eyes
Kamu suka pertontonkan cinta kita dalam bentuk sapuan mesra di pundak dan bibir yang temukan jalan pada punggung tanganku, untuk kemudian aku tarik cepat-cepat lantaran malu mulai bersemarak.
Sementara aku gemar memadu cinta bersama secara sembunyi-sembunyi, bertempat pada petak kamarku yang sempit ataupun bermegah di bawah kandil pada ranjangmu yang bersepuh emas. Ada ombak berguruh dalam kedua manikmu dan aku terjun dalam pusarannya dengan sukarela, lalu kamu pun berkata seraya tersenyum lebar, aku juga senang mencinta dengan sembunyi-sembunyi.
Namun definisi sembunyi-sembunyi punyaku berbeda dengan kepunyaanmu, di mana sembunyi-sembunyimu adalah di sela rak buku perpustakaan bila tiada yang melihat, di sudut ruang berdoa yang sudah lengang, maupun di antara kebun mawar yang kini bertabur salju.
and winter comes
and then it snows
i see the glory in your eyes
in your eyes
Kamu temukan aku di antara rongsok konstelasi, tempat para gemintang yang hilang karena bentang angkasa telah binasa.
Lalu aku adalah hamba yang dirangkai dengan kedua tanganmu bagai seorang pujangga ulung, begitu merindu untuk kamu tulis ulang dengan ucapan cinta dan selamat berbahagia yang berdering di telinga. Aku menjadi syair para peziarah karena dalam tiap sentuhanmu ada doa yang mekar dalam diriku.
Cintaku mengambil bentuk madah doa tiada henti, dan apabila aku membuka bibir ada untai gemintang yang aku sulam di atas kepalamu; karena Papa Emeritus Terzo layak bersemat gemilang bintang sebagai mahkota pada kepala dan bukannya dihunus belati di lehernya.
Kamu, Terzo, adalah sebaik-baiknya tanah subur, dan aku adalah bintang jatuh yang kaupungut untuk menjadi tumbuh berbunga dengan seizinmu.
Kamu adalah tanah, dan mohon jangan renggut tempatku berpijak karena aku akan hilang ditelan malang.
i'm feeling lost
i see the rose
i see the glory in your eyes
Ada surga yang menghela di antara kuar napasmu, ada langit yang meranggas di hadapan kedua mata kita yang berbeda wujud, ada hampar semesta yang kita bagi bersama dalam tiap kecupan di bibir.
Namun semesta kita bertoreh luka lantaran tentu saja mawar memiliki duri, dengan berat hati kita usaikan perayaan cinta oleh sebab kaki-kaki kita mulai beku terbenam salju.
Dan aku yakinkan saat kita pulang nanti kamu tidak akan menggigil kedinginan karena akan ada yang nyala pijar di dalam kamar. Aku akan guyur kasihku dengan hangat yang menyulang dahaga sebagai gemintang yang kamu semai di atas tubuhmu sendiri dengan begitu indahnya; tercipta dari rinai darahmu dan berai ragamu.
Kita menjadi satu, selamanya, karena kamu adalah tanah sedangkan aku rongsok konstelasi yang ditakdirkan untuk selalu berpulang pada dekap tanganmu.
